Affiliate Program ”Get Money from your Website” Lot of Visitors

Jumat

RENE DESCARTES

Descartes 31 Mac 159611 Februari 1650) lahir di desa La Haye-lah Perancis, (juga dikenali sebagai Cartesius, ialah seorang ahli falsafah, ahli matematik, dan ahli sains yang terkenal. Digelarkan sebagai "Pengasas Falsafah Moden" serta "Bapa Matematik Moden", Descartes adalah salah satu ahli fikir utama dalam Revolusi Saintifik di Dunia Barat. Beliau telah dihormati dengan mempunyai sistem koordinat Cartes yang digunakan dalam geometri satah dan algebra dinamai sempena namanya. Descartes merupakan tokoh utama dalam aliran fikiran rasionalisme Eropah abad ke-17 pereka sistem koordinat Cartes, juga dikenal dengan koordinat Cartesius. Koordinat ini memperlihatkan bahwa dengan sepasang garis lurus yang berpotongan sebagai garis-garis pengukur, suatu jaringan garis petunjuk dapat disusun, tempat bilangan-bilangan dapat ditaruh sebagai titik. Penerapan dari konsep yang diungkapkan oleh Descartes ini dapat dilihat dalam bentuk grafik, dengan sumbu x dan y. Descartes mengasaskan geometri analisis, satu penghubung antara algebra dan geometri yang amat penting dalam rekaan kalkulus dan analisis. Pemikiran-pemikiran Descartes tentang minda dan mekanisme memulakan kelainan pemikiran barat yang lama kemudian, selepas didorong oleh rekaan komputer elektronik dan kemungkinan kecerdasan mesin, berkembang menjadi, umpamanya, ujian Turing.

Sedikitnya ada lima ide Descartes yang punya pengaruh penting terhadap jalan pikiran Eropa:

(a) pandangan mekanisnya mengenai alam semesta;

Pengaruh besar dari konsepsi Descartes adalah tentang fisik alam semesta. Dia yakin, seluruh alam --kecuali Tuhan dan jiwa manusia-- bekerja secara mekanis, dan karena itu semua peristiwa alami dapat dijelaskan secara dan dari sebab-musabab mekanis. Atas dasar ini dia menolak anggapan-anggapan astrologi, magis dan lain-lain ketahayulan. Berarti, dia pun menolak semua penjelasan kejadian secara teleologis. (Yakni, dia mencari sebab-sebab mekanis secara langsung dan menolak anggapan bahwa kejadian itu terjadi untuk sesuatu tujuan final yang jauh). Dari pandangan Descartes semua makhluk pada hakekatnya merupakan mesin yang ruwet, dan tubuh manusia pun tunduk pada hukum mekanis yang biasa. Pendapat ini sejak saat itu menjadi salah satu ide fundamental fisiologi modern.

(b) sikapnya yang positif terhadap penjajagan ilmiah;

(c) tekanan yang, diletakkannya pada penggunaan matematika dalam ilmu pengetahuan;

(d) pembelaannya terhadap dasar awal sikap skeptis;

Ia merefleksikan problematika skeptisisme secara serius dan mendalam. Skeptisisme disini adalah keraguan bahwa kita, manusia, sungguh-sungguh dapat mengetahui sesuatu di dalam realitas. Ia menggunakan skeptisisme ini sebagai metode, dan berupaya melampauinya untuk sampai pada pengetahuan yang paling hakiki.
bagian paling menarik dari filosofi Descartes adalah caranya dia memulai sesuatu. Meneliti sejumlah besar pendapat-pendapat yang keliru yang umumnya sudah disepakati orang, Descartes berkesimpulan untuk mencari kebenaran sejati dia mesti mulai melakukan langkah yang polos dan jernih. Untuk itu, dia mulai dengan cara meragukan apa saja, apa saja yang dikatakan gurunya. Meragukan kepercayaan meragukan pendapat yang sudah berlaku, meragukan eksistensi alam di luar dunia, bahkan meragukan eksistensinya sendiri. Pokoknya, meragukan segala-galanya.Tetapi, lewat alasan-alasan metafisika yang cerdik, dia mampu memuaskan dirinya sendiri bahwa dia sebenarnya "ada" ("Saya berpikir, karena itu saya ada"),
Cogito ergo sum (bahasa Perancis: Je pense, donc je suis) atau dalam bahasa Melayu: Saya fikir, oleh itu saya merupakan, yang didapati di §7 dalam Prinsip-prinsip Falsafah (bahasa Latin) dan bahagian IV dalam Huraian Mengenai Kaedah (bahasa Perancis). Maksudnya adalah "saya menjadi apa yang saya memikirkan. dan Tuhan itu ada serta alam di luar dunia pun ada. Ini merupakan langkah pertama dari teori Descartes.

(e) penitikpusatan perhatian terhadap epistemologi.

Makna penting teori Descartes punya nilai ganda. Pertama, dia meletakkan pusat sistem filosofinya persoalan epistomologis yang fundamental, "Apakah asal-muasalnya pengetahuan manusia itu?" para filosof terdahulu sudah mencoba melukiskan gambaran dunia. Descartes mengajar kita bahwa pertanyaan macam itu tidak bisa memberi jawab yang memuaskan kecuali bila dikaitkan dengan pertanyaan "Bagaimana saya tahu?"

Gagasan Descartes Terhadap Substansi

Descartes melihat bahwa Substansi itu merupakan suatu realitas yang tidak membutuhkan sesuatu yang lain. Dengan kata lain, Descartes melihat Allah sebagai Substansi yang tidak membutuhkan yang lain untuk berada. Tetapi, disamping Substansi sebagai realitas Absolut, Descartes menerima substansi yang lain kendatipun substansi yang dimaksud tidak berlaku secara Absolut melainkan relatif.

Gagasan Descartes Tentang Etika

Kebebasan adalah cirri khas berfikir.tubuh pada hakeketnya tidak bebas.disamping pemikiran, kebebasan adalah hiasan manusia yang mulia. Kebebasan manusia tidak lebih kurang dari kebebasan tuhan . manusia merealisasikan kebebasannya itudengan mengekang hawa nafsunya.

.BUKU-BUKU KARANGAN DESCARTES

Permulaan karyanya, Keghairahan Jiwa, menulis tentang "seolah-olah tiada orang yang pernah menulis tentang perkara ini dahulu"..Sekitar tahun 1629 ditulisnya Rules for the Direction of the Mind buku yang memberikan garis-garis besar metodenya. Descartes menggunakan metodenya dalam penelitian ilmiah. Untuk mempelajari lebih mendalam tentang anatomi dan fisiologi, dia melakukan penjajagan secara terpisah-pisah. Dia bergumul dalam bidang-bidang yang berdiri sendiri seperti optik, meteorologi, matematik dan pelbagai cabang ilmu lainnya.di tahun 1637 dia menerbitkan bukunya yang masyhur Discourse on the Method for Properly Guiding the Reason and Finding Truth in the Sciences (biasanya diringkas saja Discourse on Method).

Didalamnya Descartes menyuguhkan contoh-contoh penemuan-penemuan yang telah dilakukannya dengan menggunakan metode itu. Tambahan pertamanya Optics, Descartes menjelaskan hukum pelengkungan cahaya (yang sesungguhnya sudah ditemukan oleh Willebord Snell). Dia juga mempersoalkan masalah lensa dan pelbagai alat-alat optik, melukiskan fungsi mata dan pelbagai kelainan-kelainannya serta menggambarkan teori cahaya yang hakekatnya versi pemula dari teori gelombang yang belakangan dirumuskan oleh Christiaan Huygens. Tambahan keduanya terdiri dari perbincangan ihwal meteorologi, Descartes membicarakan soal awan, hujan, angin, serta penjelasan yang tepat mengenai pelangi. Dia mengeluarkan sanggahan terhadap pendapat bahwa panas terdiri dari cairan yang tak tampak oleh mata, dan dengan tepat dia menyimpulkan bahwa panas adalah suatu bentuk dari gerakan intern. (Tetapi, pendapat ini telah ditemukan lebih dulu oleh Francis Bacon dan orang-orang lain). Tambahan ketiga Geometri, dia mempersembahkan sumbangan yang paling penting dari kesemua yang disebut di atas, yaitu penemuannya tentang geometri analitis. Ini merupakan langkah kemajuan besar di bidang matematika, dan menyediakan jalan buat Newton menemukan Kalkulus.

Di tahun 1641 Descartes menerbitkan bukunya yang masyhur Meditations on First Philosophy. Dan bukunya Principles of philosophy muncul tahun 1644. Kedua buku itu aslinya ditulis dalam bahasa Latin dan terjemahan Perancisnya terbit tahun 1647. Descates sendiri menulis bukunya, ketika ilmu pengetahuan modern masihlah berbentuk ‘janin’. Fisika, kimia, dan biologi pun belum berdiri sebagai displin terpisah, seperti sekarang ini. Penemuan-penemuan besar di bidang-bidang tersebut baru terjadi beberapa abad setelah masa hidup Descartes. Hidup Descartes berakhir pada usia 54 tahun akibat penyakit influenza

Baruch de Spinoza

(24 November 163221 Februari 1677) (Bahasa Ibrani: ברוך שפינוזה) adalah filsuf keturunan Yahudi dari keluarga yang bermigrasi ke Belanda. Pikiran-pikirannya berakar dalam tradisi Filsafat Yahudi yang dirintis sejak Philo yang menggabungkan agama Yahudi dengan Filsafat Yunani. Ciri pokok pemikiran Yahudi adalah usaha memadukan ilmu pengetahuan dan mistik.

.1. Riwayat Hidup Spinoza

Baruch de Spinoza lahir di Amsterdam pada tahun 1632 dari sebuah keluarga Yahudi yang melarikan diri dari Portugal, karena pada saat itu orang Yahudi dipaksa untuk menjadi penganut agama Katolik.2 Gagasan-gagasan Spinoza banyak dipengaruhi oleh pemikiran Descartes terutama pemikiran terhadap Substansi yang pada akhirnya disebut oleh Spinoza sebagai realitas Aboslut.

Perkembangan pemikiran Spinoza yang semakin brilian dalam bidang filsafat, membuat para tokoh agama Yahudi merasa gelisah dan cemas, karena ajaran-ajaran Spinoza dianggap tidak ortodoks.3 Akibatnya, pada tahun 1656 Spinoza dikucilkan dari Sinagoga di Amsterdam. Setelah keluar dari Sinagoga, Spinoza mengalami suatu perubahan dalam hidupnya dan pada saat itulah dia mengganti namanya menjadi Benedictus de Spinoza sebagai tanda kehidupan barunya. Pada tahun 1677 Spinoza meninggal di Den Haag.

Gagasan Spinoza Terhadap Substansi

Salah satu gagasan yang diajukan oleh Spinoza dalam memahami realitas Yang absolut adalah Substansi Tak Terhingga atau Allah. Gagasan-gagasan Spinoza dalam mengungkap realitas yang Absolut ini, ia banyak dipengaruhi oleh rasionalisme Descartes. Di sinilah Spinoza tidak setuju dengan gagasan yang disodorkan oleh Descartes. Tetapi, di sisi lain, Spinoza menerima gagasan yang disodorkan oleh Descartes yang mengatakan bahwa Substansi itu adalah sesuatu yang tidak membutuhkan yang lain, artinya bahwa Substansi itu adalah suatu realitas yang mandiri, otonom, utuh, satu dan tunggal.

Untuk memahami Substansi yang disodorkan oleh Descartes, Spinoza berpendapat bahwa Substansi itu adalah merupakan sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri atau sesuatu yang tidak membutuhkan aspek lain untuk membentuk dirinya menjadi ada. Jadi, dia itu berdiri sendiri dan membentuk dirinya sendiri. Itulah yang disebut sebagai causa prima non causata. Oleh karena itu, dalam tatanan ada (Primum Ontologicum), Substansi itu disebut sebagai yang pertama dan yang asali. Sedangkan dalam sistem kelogisan (Primum Logicum), Substansi merupakan realitas yang pertama dan yang Absolut.Dari sini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam pandangan Spinoza hanya ada satu Substansi dan Substansi itu adalah itu” Dia yang Tak Terhingga atau Allah. Konsep metafisika Spinoza terhadap Substansi sebagai realitas Yang Absolut, mau memperlihatkan dengan jelas obyek penjelajahan refleksi metafisika terhadap realitas Ada yang paling tinggi dan sempurna, yaitu refleksi tentang Allah sebagai realitas yang Absolut, murni, tunggal dan sempurna.

Tetapi, selain Allah sebagai Substansi. Ajaran Spinoza juga tentang Metafisika, melihat Alam sebagai substansi. Dengan kata lain, dalam pandangan Spinoza Allah atau Alam adalah merupakan suatu kenyataan tunggal yang memiliki satu kesatuan. Pemahaman ini berangkat dari suatu pemahaman terhadap pembedaan antara Substansi yang oleh Spinoza disebut sebagai atribut-atribut dan modi. Modi adalah cara berada dari atribut-atribut dan secara tidak langsung adalah dari Substansi. Memang benar bahwa Spinoza mengakui hanya ada satu Substansi, tetapi di dalam substansi itu terkandung atribut-atribut (sifat hakiki) yang tak terhingga jumlahnya. Namun, dari sekian banyak sifat hakiki itu hanya ada dua yang dapat diketahui oleh manusia, yaitu keluasan dan pemikiran (extensio dan cogitatio). Dalam hal ini, Spinoza melihat Allah sebagai keluasan (Deus est res extensa) dan pemikiran (Deus est res cogitans).Keluasan dan pemikiran merupakan dua hal yang memiliki substansi yang sama. Spinoza menggagas ini dalam ajarannya tentang Substansi tunggal yaitu Allah atau Alam (Deus Sive Natua). Menurut Spinoza, realitas Yang Absolut itu memiliki sifat yang abadi, tak terbatas, dan tunggal. Maka, dari pemahaman seperti ini Spinoza melihat bahwa karena Allah adalah satu-satunya Substansi, maka segala sesuatu yang ada di bumi atau alam ini adalah berasal dari Allah. Di sinilah Spinoza terus menerus tenggelam dalam suatu refleksi tentang hubungan antara Allah dan manusia sebagai satu kesatuan. Maka, untuk sampai kepada Allah, Spinoza mengatakan bahwa perlu ada cinta. Cinta merupakan suatu bentuk pengenalan tertinggi terhadap Tuhan. Melalui cinta, Spinoza melihat bahwa kita dapat menerima segala sesuatu yang ada di alam, dan dengan demikian manusia menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan sebagai realitas Yang absolut. Berawal dari sinilah Spinoza disebut sebagai filsuf yang tenggelam dalam Tuhan.

Ajarannya tentang Etika

Ia menguraikan hal afek-afek atau perasaan. Karena eksistensinya yang terbatas, manusia memerlukan sesekali perasaan,perasaan. A. jiwa sampai pada keadaan yang lebih sempurna yang dihayati sebagai rasa girang. (laetitia). B.jiwa sampai pada keadaan yang kurang sempurna yang dihayati sebagai rasa sedih. Hawa nafsu, rasa girang dan rasa sedih adalah perasaan primer. Segala persaan lain diturunkan dari ketiga perasaan tersebut.

Gottfried Wilhelm Leibniz (1646 – 1716)

Masa kecil

dilahirkan di Leipzig, Jerman, pada 1 Juli 1646. Leibniz adalah anak seorang profesor filsafat moral, Friedrich Leibniz warganegara Jerman. Ibu Leibniz adalah Catharina Schmuck, anak seorang pengacara. Ayah Leibniz meninggal, saat Leibniz masih berusia 6 tahun dan dia dibesarkan oleh ibunya. Nilai moral dan religius memegang peran penting dalam kehidupan dan falsafah hidupnya, barangkali merupakan turunan dari ayahnya. Setelah sekolah, Leibniz mulai mempelajari buku-buku peninggalan ayahnya, teristimewa buku-buku tentang metafisik dan theologi dari penulis-penulis Katholik maupun Protestan.Leibniz tidak puas dengan sistem (filsafat) Aristoteles dan berusaha mengembangkan ide-idenya. Tahun 1661, saat umur 15 tahun (tergolong jenius), dia masuk universitas Leipzig dengan jalur minat hukum. Dua tahun kuliah di bidang hukum ternyata tidak menarik hatinya dan waktunya lebih banyak digunakan untuk membaca buku-buku filsafat, meski akhirnya dia lulus dalam bidang hukum pada tahun 1663 sebelum pergi ke Jena.Di Jena, di bawah bimbingan matematikawan sekaligus filsuf terkemuka, Erhard Weigel, dia mulai memahami pentingnya pembuktian matematika terhadap logika dan filsafat. Weigel percaya bahwa bilangan adalah konsep paling dasar dari alam semesta dan ide-ide ini memberi pengaruh sangat mendalam bagi Leibniz.

karyanya

Daftar karyanya sama panjang dengan daftar aktivitas semasa hidupnya. Dalam bidang matematika ia tidak hanya menulis topologi, tetapi juga peletak dasar-dasar kalkulus. Dalam logika ia menulis tentang sistem biner. Sebagai fisikawan ia menulis tentang mekanika lanjut yang kita kenal sekarang sebagai teori momentum. Ia juga menulis tentang linguistik, sejarah, estetika, moral, serta teori politik.
Karya-karya besarnya adalah: Principal Works:

· De Arte Combinatoria ('On the Art of Combination'), 1666

· Hypothesis Physica Nova ('New Physical Hypothesis'), 1671

· Discours de mŽtaphysique ('Discourse on Metphysics'), 1686

· unpublished manuscripts on the calculus of concepts, c. 1690

· Nouveaux Essais sur L'entendement humaine ('New Essays on Human Understanding'),1705

· ThŽodicŽe ('Theodicy'), 1710

· Monadologia ('The Monadology'), 1714

Lambang integral yang kita kenal sekarang ini merupakan salah satu dari banyak symbol yang dikenalkan oleh Leibniz sekitar tahun 1684. lambang ini mirip hurup s yang merupakan hurup peertama dari 'sum' , jumlah. Lambang diferensial 'dx' juga diusulkan olehnya. Ini menunjukkan kegandrungannya akan matematika yang sangat simbolis abstrak.

Gagasan leibniz Terhadap Substansi

Baginya substansi adalah sesuatu”ada” yang dapat beraksi. “ada” ini adalah suatu aktivitas.. seluruh alam semesta terdiri dari “ada”-“ada” atau substansi ini. Maka dapat disimpulkan bahwa ada bilangan subtansi yang banyak sekali.. tiap substansi disebut monade yang sifatnya tunggal dan tidak dapat dibagi-bagi lagi. Monade dibagi menjadi 3 : monade yang menyusun benda anorganis, yang memberi pengenalan inderawi danyang memiliki gagasan jelas dan disadari yaitu jiwa.. manusia adalh kumpulan dari monade. Jiwa mempunyai gagasan sendiri sebagai monade pusat dan mempunyai gagasan tentang monade-monade yang mengelilinginya.. hal ini mengakibatkan bahwa dalam pemikirannya terwujudlah kesatuan manusia. Isi pengetahuan tentang jagad raya telah ada dalam dirinya sendiri sebagai bawaan dalam bentuk gagasan atau idea yang belum sadar yang dapat disadarkan oleh jiwanya sendiri.

Ajarannya tentang Etik

Ia berpegang kepada kebebasan berkehendak. Ada 3 bentuk erkembangan usaha. Yaitu : nafsu alamiah yang terikat pada gagasan yang gelap dan tidak sadar, nafsu inderawi yang berpangkal pada rasa senang dan pengamatan yang tidak menyenangkan, kehendak rohani dan akali yang tergantung pada gagasan sadar yang diungkapkan dalam perbuatan secara sadar.

Filsafat agama

Menurut dia, ada keselarasan antara iman dan pengetahuan , suatu keselarasan keagamaan , yag menghubungkan kawasan alamiah yang bersifat fisis dengan kawasan kasih karunia yang susila.serta yang mengandaikan keyakinan. Bahwa kebenaran dalam wahyu agama Kristen tidak mengatasi akal, tetapi bertentangan dengan akal.

Kalkulus

Leibniz memperhatikan perubahan kecil ini, dan tetap terpakai dalam semua perhitungannya; akhirnya derivatif y terhadap x bukanlah merupakan nisbah bebas bilangan maha kecil ini dari perubahan (fluxion) yº/xº, tapi nisbah bilangan maha kecil dy/dx. Kalkulus Leibniz, dengan dy dan dx dapat dimanipulasi seperti layaknya angka biasa. Alasan ini kiranya dapat menjawab pertanyaan mengapa para matematikawan lebih suka menggunakan notasi kalkulus Leibniz daripada notasi kalkulus Newton. Pada diferensial Leibniz ada “larangan” apabila terjadi 0/0, hal ini harus dihindari, dimana hal ini tidak terdapat pada fluxion Newton.
Tahun 1673, Leibniz menyempurnakan notasi-notasi kalkulus versinya dan pada tahun 1675, dia menulis manuskrip dengan menggunakan notasi: ?f(x)dx untuk pertama kalinya. Tahun 1676, menemukan notasi: d(xn) = nxn?¹ dx untuk integral dan pangkat n, dimana sejak tahun ini pula dia menghabiskan sisa hidupnya di Hanover, kecuali pergi untuk kunjungan-kunjungan ilmiah.

Menelaah Biner (binary)

Tahun 1679, Leibniz pertama kali mengenalkan sistem bilangan berbasis dua (biner). Berawal dari korespondensi dengan Pere Joachim Bouvet, seorang jesuit dan misionaris di Cina. Lewat Bouvet ini, Leibniz belajar I Ching (sudah ada 5000 SM), heksagram (permutasi garis lurus dan garis patah yang sebanyak 6 susun) yang terkait dengan sistem bilangan berbasis dua. Yin dan yang pada heksagram yang dilambangkan garis putus dan garis lurus digantikan dengan angka 0 dan angka 1. Hasilnya heksagram dikonversi menjadi bilangan biner. Sistem bilangan ini kelak, menjadi fondasi revolusi komputer. Ada versi lain yang mengatakan bahwa Leibniz mengemukakan teori penciptaan alam semesta dari kehampaan (void) lebih dari sekedar Tuhan/0 dan kehampaan/0, karena Leibniz berupaya menggunakan pengetahuan itu untuk mengubah orang Cina agar mau memeluk agama Kristen.
Istilah matematika Liebniz dalam biner ini tergolong sangat kontroversial, barangkali pengaruh latar belakang keluarga dan pendidikannya sangat besar. Begitu pula sikapnya terhadap bilangan imajiner (i atau v-1) yang disebutnya dengan roh kudus. Dia sebenarnya memahami bahwa bilangan i akhirnya mengungkapkan hubungan antara nol dan bilangan tidak terhingga.

Mesin penghitung Leibniz
Tahun 1667, Leibniz tinggal di Frankfurt, bekerja pada Boineburg yang menjabat sebagai Sekretaris masyarakat alkimia Nurenburg. Di sini, selama bertahun-tahun, Leibniz terlibat dengan berbagai poyek yang terkait dengan sains maupun politik. Leibniz memulai membuat mesin penghitung, dimana pada tahun 1673 ditemani keponakan Boineburg, dihadapan Royal Society (Inggris), guna mendemontrasikan mesin penghitung yang belum selesai. Mesin penghitung versi Leibniz merupakan penyempurnaan dari mesin penghitung ciptaan Pascal. Blaise Pascal menemukan mesin penjumlah pada tahun 1642 dan pada tahun 1673, Leibniz menemukan mesin yang dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian.
Tahun 1678 – 1679, dia terlibat proyek pengeringan air yang mengenangi pertambangan di gunung Harz dengan menggunakan tenaga angin dan tenaga air untuk mengoperasikan pompa. Proyek ini gagal karena kekuatiran para pekerjanya, bahwa mesin-mesin ini mampu menggantikan pekerjaan mereka. Disiplin ilmu geologi pertama kali muncul, yaitu saat Leibniz merangkum hasil kompilasi atas pengamatannya di gunung Harz. Dia juga mengemukakan hipotesis-hipotesis bahwa bumi terbentuk dari materi yang awalnya berbentuk cairan.

Moralis yang tidak etis

Setelah menyelesaikan suatu kunjungan tugas ke Paris pada tahun 1676, Leibniz pulang ke Hanover lewat London dan Amsterdam. Sejenak, dalam persinggahan ke kota terakhir ini, Leibniz yang memilih diplomat filsafat sebagai karir terpanjangnya, ternyata “terperosok” dalam transaksi illegal. Leibniz melakukan transaksi yang tidak diketahui dengan jelas apa yang dipertukarkan dengan Benedict de Spinoza (1632 – 1677), tapi yang jelas tindakan Leibniz itu termasuk melanggar etika. Yang paling parah adalah bahwa bahan itu menyangkut etika.

Leibniz tampaknya memendam keyakinan bahwa mendasarkan diri pada etika adalah suatu cita-cita semua pihak. Pada saat itu Leibniz membawa salinan ringkasan karya puncak Spinoza – disebut setelah melalui klarifikasi, yang belum dipublikasikan Ethica – makalah perkembangan etika dalam membahas karya geometri Euclid. Satu tahun kemudian, Spinoza meninggal dan Leibniz menganggap keberadaan makalah itu laksana menerima bingkisan salah kirim dari Amsterdam. Para pemerhati filsafat yang membaca karya itu setuju dengan apa yang dikemukakan oleh Leibniz, tapi tidak mengetahui bahwa sebenarnya karya tersebut adalah “buah pikir” Spinoza. Para pakar bidang etika menyebut bahwa jangan terburu-buru menuduh Leibniz bersalah atau barangkali Liebniz mengemukakan pemikiran-pemikirannya tentang etika terpisah dengan Spinoza. Setidak-tidaknya ada dua contoh dalam matematika (fungsi ellips dan geometri non-Euclidian) yang dapat dijadikan dasar pembuktian bahwa itu merupakan karya Leibniz. Catatan harian dan surat-menyurat Spinoza yang dicari
Pikiran Leibniz makin terbuka (berkembang) setelah lebih dari 25 tahun setelah meninggalnya tidak cukup memberi bukti bahwa Leibniz bersalah.

Pengabdian akhir Leibniz

berkecimpung dalam lautan filsafat. Tidaklah mengherankan bagi para pembaca dan pemerhati kiprahnya, apabila mendengar bahwa Leibniz mencetuskan teori monads (substansi dasar individu merefleksikan tatanan jagat raya – replika miniatur dari jagat raya) menyatakan tentang segalanya dalam alam semesta ini ada dalam suatu tatanan.
Masih ditambah, melancong ke metafisika dengan mencetuskan theorema optimisme - segala sesuatu (everything) diperuntukkan bagi yang terbaik dengan semua yang terbaik dari semua dunia yang dimungkinkan. Akan tetapi semua itu dilupakan orang karena barangkali dianggap mendahului jamannya. Pada tahun 1759, penjabaran secara rinci didemontrasikan oleh Voltaire (1694 – 1778) dengan karya besarnya Candide.

KESAMAAN LEIBNIZ,DESCARTES,SPINOZA

Kesemua Leibniz, Spinoza dan Descartes adalah mahir dalam matematik serta juga falsafah, dan Descartes dan Leibniz juga telah banyak menyumbang kepada bidang sains. Dan ketiganya mengutamakan rasio dari pada empiri.

PERBEDAAN LEIBNIZ,DESCARTES,dan SPINOZA

Dalam memahami Substansi, Descartes melihat bahwa Substansi itu merupakan suatu realitas yang tidak membutuhkan sesuatu yang lain. Dengan kata lain, Descartes melihat Allah sebagai Substansi yang tidak membutuhkan yang lain untuk berada. Tetapi, disamping Substansi sebagai realitas Absolut, Descartes menerima substansi yang lain kendatipun substansi yang dimaksud tidak berlaku secara Absolut melainkan relatif. Berkaitan dengan Substansi yang diajukan oleh Descartes, Spinoza melihat bahwa Descartes tidak memiliki sebuah komitment yang akurat untuk mendefinisikan Substansi itu sendiri, karena dalam kenyataannya Descartes masih menerima adanya Substansi yang lain. Spinoza berpendapat bahwa Substansi itu adalah merupakan sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri atau sesuatu yang tidak membutuhkan aspek lain untuk membentuk dirinya menjadi ada. Jadi, dia itu berdiri sendiri dan membentuk dirinya sendiri. Berbeda lagi dengan Leibniz, Baginya substansi adalah sesuatu”ada” yang dapat beraksi. “ada” ini adalah suatu aktivitas.. seluruh alam semesta terdiri dari “ada”-“ada” atau substansi ini. Maka dapat disimpulkan bahwa ada bilangan subtansi yang banyak sekali.. tiap substansi disebut monade yang sifatnya tunggal dan tidak dapat dibagi-bagi lagi.

REFERENSI

MAAF SAYA LUPA REFERENSINYA...

Tidak ada komentar:

tempat iklan

coba